Posts

Showing posts from November, 2016

Modul Guru Pembelajar Guru Kelas SD

Image
JUDUL MODUL GURU PEMBELAJAR  GURU KELAS SD Program guru pembelajar secara umum bertujuan untuk meningkatkan kompetensi  guru, baik pedagogik maupun profesional, serta memiliki performa sebagai pendidik dan pemimpin bagi peserta didiknya, menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme dan keceriaan bagi peserta didiknya, melalui berbagai moda dan media, di berbagai pusat belajar. Pada program guru pembelajar ini Pemerintah meluncurkan Modul sebagai bahan pembelajaran guru.  Modul  Guru Pembelajar dikembangkan berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Guru Mata Pelajaran pada Permendiknas no 16 tahun 2016.  Berikut adalah tahapan pengembangan modul guru pembelajar: Gambar 1. Tahapan Pengembangan Modul Guru Pembelajar Modul Guru Pembelajar adalah substansi materi yang dikemas guna membantu guru mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Modul Guru Pembelajar pada intinya merupakan model bahan belajar ( learning

Struktur Guru Pembelajar

Image
STRUKTUR GURU PEMBELAJAR Peserta guru Pembelajar terbagi ke dalam tiga moda, yaitu moda daring, daring kombinasi dan tatap muka. Pada ketiga moda tersebut, guru sebagai peserta Guru Pembelajar akan mendapatkan pembelajaran dengan pola 60 Jam Pelajaran. Berikut adalah struktur pembelajarannya: 1.             Moda Daring dan Daring Kombinasi 2.             Moda Tatap Muka

Penilaian UKG 2016 Melalui Guru Pembelajar

Image
PENILAIAN UKG DAN GURU PEMBELAJAR Guru Pembelajar merupakan program yang dikembangkan oleh Kemdikbud pasca UKG tahun 2015 lalu. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru. Artinya guru disuruh lagi belajar untuk meningkatkan kompetensinya lewat pelatihan baik berupa tatap muka maupun online. Sebagai mana kita tahu nilai standar minimum UKG untuk tahun 2016 adalah 65 naik 10 poin dibanding standar minimum UKG 2015 lalu yang hanya 55 poin. Jadi Pemerintah mengharapkan bahwa hasil UKG 2016 ini guru-guru mencapai target minimal 65. Sebagaimana telah dijelaskan pada postingan sebelumnya bahwa Guru Pembelajar terbagi ke dalam 3 moda, yaitu moda daring, daring kombinasi dan tatap muka. Pada setiap moda memiliki penilaian yang tidak jauh berbeda. Terdapat dua keuntungan dari kegiatan Guru Pembelajar ini, yaitu guru mendapatkan ilmu tentang pedagogik dan keprofesionalan serta mendapatkan sertifikat bila nilai diklat nya lebih besar dari 70 (>70). Ada 2 hal yang perlu diketa

Guru Pembelajar

Image
PROGRAM GURU PEMBELAJAR Program ini dikembangkan oleh Kemdikbud pasca UKG tahun 2015 lalu. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru. Artinya guru disuruh lagi belajar untuk meningkatkan kompetensinya lewat pelatihan baik berupa tatap muka maupun online. Sebagai mana kita tahu nilai standar minimum UKG untuk tahun 2016 adalah 65 naik 10 poin dibanding standar minimum UKG 2015 lalu yang hanya 55 poin. Jadi Pemerintah mengharapkan bahwa hasil UKG 2016 ini guru-guru mencapai target minimal 65. a.          Jenis dan Model Pelatihan Guru Pembelajar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dilakukan melalui tiga moda, yaitu Moda Tatap Muka, Moda Daring, dan Moda Daring Kombinasi. Gambar 1. Model Guru Pembelajar Gambar 2. Desain Guru Pembelajar b.       Sasaran guru pembelajar Sasaran program peningkatan kompetensi guru pembelajar adalah guru pada semua jenjang satuan pendidikan mulai dari TK, SD, SLB, SMP, SMA, dan SMK yang telah mengikuti UKG tahun

Sekolah sebagai Organisasi

Image
SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI 1.     Pengertian Sekolah Kata sekolah berasal dari bahasa latin, yakni skhole, scolae, skhoe atau scolae yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan diwaktu luang bagi anak-anak ditengah kegiatan mereka, yakni bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang adalah mempelajari cara berhitung, secara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memeberikan kesempatan-kesempatan yang sebesar-besarnya  kepada anak-anak untuk  menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran diatas. Kini, kata sekolah dikatakan Sunarto (1993) dalam Abdullah Idi (2011:142), telah berubah berupa bangunan atau lembaga untuk belajar dan serta tempat memberi dan menerima pelajaran,. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala