Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Principalship as a Leader



Memimpin ialah membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tujuan kelompok dapat dicapai. Seorang  pemimpin tidak bisa asal memimpin, dibutuhkan keterampilan dalam memimpin anggotanya. Salah satu konsekuensi dari seorang yang diangkat menjadi pemimpin adalah harus mempunyai kemampuan dan keahlian yang lebih  dibandingkan dengan para anggotanya.
Beberapa kemampuan dan keahlian pemimpin terdapat dalam fungsi kepemimpinan.  Dengan demikian untuk menjadi pemimpin yang efektif, seorang pemimpin harus memahami fungsi kepemimpinannya terlebih dulu. Menurut Indrafachrudi dalam bukunya Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif (2006:3), menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan pada dasarnya terbagi atas dua macam yaitu: (a) Fungsi pemimpin yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai; dan (b) Fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan. Untuk lebih jelasnya, kedua fungsi kepemimpinan tersebut dapat penulis paparkan sebagai berikut: 
a.    Fungsi pemimpin yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai :
Tugas seorang pemimpin dalam fungsi ini, dapat penulis deskripsikan sebagai berikut:
1)        Memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskannya supaya anggota dapat bekerjasama mencapai tujuan itu;
2)        Memberi dorongan kepada anggota kelompok untuk ikut menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan lebih baik lagi. Saran-saran positif yang akan diberikan oleh anggota akan membantu pemimpin membawa anggota dalam pencapaian tujuan bersama;
3)        Membantu angggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat;
4)        Menggunakan kesanggupan dan minat khusus anggota kelompok;
5)        Memberi dorongan kepada seluruh anggota untuk melahirkan perasaan, pikiran dan memilih buah pikiran yang baik serta berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok;
6)        Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggungjawab kepada anggota dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan bersama.
b.    Fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan, dapat penulis deskripsikan sebagai berikut:
1)        Menunjukan dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok. Jika ada  kegotongroyongan antara anggota kelompok, pekerjaan akan berjalan lancar, lebih ringan dan akan mempermudah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan;
2)        Mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan melaksanakan tugas;
3)        Menanamkan dan memupuk perasaan kepada anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok. Semangat kelompok dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap setiap usaha anggota atau kelompok demi kepentingan kelompok dan melalui  social activities. Hal itu dapat barupa acara pertemuan yang diisi dengan nyayian bersama, musik, sandiwara satu babak, berlawak dan sebagainya sehingga, menimbulkan perasaan bersatu dengan kelompok yang juga disebut 'a sence of belonging' ;
4)        Pemimpin dapat mempergunakan kelebihan yang terdapat pada pemimpin bukan untuk berkuasa atau mendominasi, malainkan untuk memberi sumbangsih kepada kelompok menuju pencapaian tujuan bersama. Dalam suasana tersebut, pemimpin dapat juga mengembangkan kesanggupan anggotanya. Ia juga harus mengakui anggotanya secara wajar dengan begitu pemimpin akan diterima dan diakui secara wajar.

Sedangkan menurut Stoner dalam Wahjosumidjo (2002:41), agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai dua  fungsi pokok yaitu:  (1) task related atau problem solving function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi maupun pendapat dan (2)  group maintenance function  atau social function  meliputi: pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya menjembatani kelompok yang sedang berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. 
Fungsi kepemimpinan yang diusulkan oleh Stoner, cenderung melihat pada aspek manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur manusia dalam suatu organisasi, harus banyak mendapat perhatian oleh pemimpin. Karena pada dasarnya merekalah yang menjadi kunci keberhasilan organisasi. Jika dikaitkan dengan sekolah, maka gurulah yang menjadi kunci keberhasilan pendidikan di sekolah dengan tetap melihat unsur-unsur yang lain tentunya. Berdasarkan pendapat kedua tokoh di atas, maka jelaslah bahwa seorang pemimpin harus memahami fungsi kepemimpinannya terlebih dulu tidak terkecuali Kepala Sekolah. Tentu saja pemahaman tentang  fungsi kepemimpinan tersebut akan membantu pemimpin dalam pencapaian tujuan organisasi .
Oleh karena itu Kepala Sekolah, sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, di antaranya:
a.    Bersikap adil. Perlunya Kepala Sekolah berlaku adil terhadap komunitas sekolahnya dikarenakan setiap guru, staf dan siswa mempunyai latar  belakang kehidupan, kepentingan dan  tingkat sosial yang berbeda. Perbedaan tersebut jika tidak disikapi dengan baik, dapat memungkinkan terjadinya konflik antar individu  bahkan kelompok. Kepala Sekolah yang bersikap adil tidak saja pada saat pembagian tugas kepada pegawainya, tetapi juga bersikap adil dalam memberikan perhatian dan menerima keluhan-keluhan mereka. Memang untuk bersikap adil  tidaklah mudah. Terkadang Kepala Sekolah merasa sudah bersikap adil, tetapi ternyata masih ada pegawai yang merasa Kepala Sekolah kurang adil terhadapnya. Jika hal ini dibiarkan saja, maka dapat mengganggu sumbangsih tenaganya pada sekolah. Untuk itu Kepala Sekolah perlu melakukan komunikasi dua arah yang baik dengan para pegawainya, agar adil menurutnya maka adil pula menurut pegawainya.
b.    Memberikan sugesti. Pemberian sugesti atau saran juga diperlukan oleh para pegawai dalam melaksanakan tugas. Keadaan ini mungkin terjadi pada pegawai yang baru pertama kali menerima tugas atau baru pertama kali diberi kepercayaan untuk mengemban tanggungjawab tertentu. Perlu diingat bahwa pemberian sugesti atau saran dari Kepala Sekolah kepada pegawainya harus sewajarnya (proporsional). Pemberian sugesti atau saran yang berlebihan dapat membawa dampak tidak baik pada kinerja pegawai tersebut. Karena ia merasa pimpinan masih meragukan kemampuannya untuk menyelesaikan sendiri tugas tersebut.
c.    Mendukung tercapainya tujuan. Kepala  Sekolah bertanggungjawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan, baik berupa dana,  peralatan, waktu, bahkan suasana yang mendukung. Lingkungan sekolah yang kondusif dapat menciptakan semangat kerja para guru sekaligus semangat belajar siswanya.
d.   Kepala Sekolah berperan sebagai katalisator. Artinya Kepala Sekolah mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
e.    Menciptakan rasa aman. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap individu. Oleh sebab itu, Kepala Sekolah harus dapat menciptakan rasa aman di dalam lingkungan sekolah. Rasa aman yang dimaksud tidak hanya rasa aman yang bersifat material saja tetapi juga nonmaterial. Misalnya, jika pegawai belum mendapatkan gajinya atau mengalami keterlambatan maka dapat menimbulkan rasa tidak aman  (kekecewaan) pada pegawai dan bisa dipastikan selama belum menerima haknya dan berlangsung lama maka akan merosotlah kinerjanya.
f.     Sebagai wakil organisasi. Kepala Sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke Kepala Sekolah sebagai orang yang mewakili  kehidupan sekolah di mana dan dalam kesempatan apa pun. Dengan demikian Kepala Sekolah perlu menjaga perilakunya baik di dalam maupun di luar institusinya. Perilaku yang tidak baik akan mudah tercium oleh orang lain, cepat atau lambat. Kita sering mendengar bahwa pemimpin selalu mengawasi kinerja pegawainya baik secara diam-diam ataupun terang-terangan. Namun sepertinya pemimpin lupa bahwa pemimpin pun  sebenarnya diawasi pula oleh para  pegawainya dan ini sering luput dari perhatian kita.
g.    Sumber inspirasi. Kepala Sekolah  harus selalu membangkitkan semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggungjawab ke arah tercapainya tujuan sekolah. Seseorang yang memangku jabatan sebagai pimpinan sebelum ia menyemangati pegawainya, ia harus memiliki semangat diri dalam mengemban tugas-tugasnya. Demikian juga dengan rasa percaya diri, Kepala Sekolah harus mempunyai  rasa percaya diri di dalam dirinya. Apabila semangat diri dan percaya diri sudah pemimpin miliki, maka ia akan lebih mudah untuk menyulut semangat dan rasa percaya diri komunitas sekolahnya.  Bahkan tanpa diminta pun, pegawai akan dengan tulus mewujudkan harapan-harapan pimpinannya. Pemimpin yang yakin akan dirinya, yakin akan dukungan pegawainya dan orang-orang di sekitarnya serta yakin akan organisasinya, maka pegawai akan merasa yakin dengan kepemimpinan yang dijalankan pimpinannya yakni Kepala Sekolah;

Kepala Sekolah diharapkan dapat  menghargai apa yang dilakukan oleh pegawainya, sehingga mereka merasa kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Dengan dihargai maka pegawai akan mengetahui bahwa ia adalah bagian penting dari sekolah. Perasaan ini akan memicu semangat kerja mereka. Apalah artinya seorang pemimpin, jika pegawainya tidak mau diajak kerjasama mewujudkan cita-cita organisasi. Pemimpin yang berpengalaman pun akan merasa risau jika dalam kepemimpinannya ada  beberapa pegawai atau mungkin hanya seorang pegawai yang tidak mau diajak kerjasama. Oleh karena pegawai ini merasa kontribusinya pada organisasi tidak dihargai atau kurang dihargai.

Comments

Popular posts from this blog

Evaluasi Pembelajaran di SD PDGK4301

keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan ips dalam pembelajaran terpadu

Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Filsafat Ilmu