Fundamental of Human Resource Management (David A Decenzo & Stephen P Robbins)


Bab pertama membahas tentang Dinamika Lingkungan yang berimplikasi (mempengaruhi) terhadap pengelolaan sumber daya manusia. Pada bab ini akan dijelaskan sepuluh indikator dalam pengelolaan sumber daya manusia. Akan tetapi ada beberapa istilah yag perlu dipahami yang disebutkan pada bab ini, yaitu pertama Tenaga kerja atau karyawan yang diterjemahkan kedalam beberapa kata yang berbeda contohnya employee, labor, workforce yang bermakna sama yaitu karyawan atau tenaga kerja. Istilah yang kedua yaitu Employer, organization and company maksudnya adalah perusahaan.
Adapun sepuluh indikator yang akan dibahas dalam bab ini yaitu:
1.      Membahas bagaimana budaya lingkungan mempengaruhi pengelolaan manajemen sumber daya manusia (HRM).
2.      Menjelaskan bagaimana teknologi mengubah HRM.
3.      Mengidentifikasi perubahan signifikan yang terjadi dalam komposisi tenaga kerja.
4.      Menjelaskan implikasi HRM terhadap kekurangan tenaga kerja.
5.      Menggambarkan bagaimana mengubah keterampilan persyaratan dalam mempengaruhi HRM.
6.      Menjelaskan mengapa organisasi anggota fokus pada kualitas dan perbaikan berkesinambungan.
7.      Menggambarkan kerja proses teknik dan implikasinya bagi HRM.
8.      Mengidentifikasi yang membuat tenaga kerja kontrak dan implikasi HRM.
9.      Menentukan keterlibatan karyawan dan daftar komponen kritis.
10.  Menjelaskan pentingnya etika dalam sebuah organisasi.
Dikarenakan budaya dapat dengan cepat mempengaruhi berbagai aspek sosial khususnya dunia bisnis, maka globalisasi di ranah bisnis sudah tidak lagi terikat pada lingkup nasional saja. Contohnya ada beberapa perusahaan seperti BMW dan Mc Donald yang membuka cabang-cabang perusahaan di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, seorang pengelola sumber daya manusia harus memahami isu-isu sosial seperti perbedaan latar belakang negara, bahasa negara tersebut, tradisi yang ada disana, bahkan kisaran usia penduduk disana sampai hukum yang berlaku di negara-negara tersebut.
2.        The Changing World of Technology (perubahan dunia teknologi)
Teknologi memiliki implikasi yang sangat besar terhadap sumber daya manusia dan pengelolaannya. Kita tentu menggunakan smartphone, GPS dan internet dalam berbagai bisnis yang artinya teknologi sudah sangat penting dalam operasional contohnya dalam kegiatan marketingnya. Friedman berpendapat bahwa globalisasi terbagi kedalam tiga zaman yaitu pertama transportasi, kedua komunikasi dan ketiga teknologi.
a.         Zaman transportasi (Globalization 1.0)
Zaman ini ditandai dengan dimulainya ekspedisi penjelajahan dunia yang dilakukan oleh Columbus pada tahun 1492 hingga tahun 1800
b.         Zaman Komunikasi (Globalization 2.0 sekitar 1800 – 2000)
Globalisasi 2.0 dimulai tahun 1800 dan berakhir pada tahun 2000. Perusahaan-perusahaan multinasional muncul, mencari tenaga kerja dan pasar untuk barang-barang dari revolusi industri. Ekspansi didorong oleh peningkatan kecepatan transportasi dan komunikasi.
c.         Zaman Teknologi (Globalization 3.0 arrived around 2000)
Globalisasi 3.0 tiba sekitar 2000 sebagai negara, perusahaan dan individu yang mampu bersaing pada hampir tingkat lapangan bermain, dibantu oleh murah, seketika komunikasi melalui serat optik dan Internet. Cepat, murah transportasi orang dan barang dibantu transisi kekuasaan yang lebih lanjut menciut dunia dari ukuran kecil untuk ukuran kecil. Individu sekarang diberdayakan untuk bersaing secara global terlepas dari negara asal. Friedman proyek-proyek yang perekonomian dunia akan didominasi oleh diberdayakan individu, menciptakan lingkungan bisnis yang lebih beragam dan kurang didominasi oleh organisasi di negara-negara Barat.

Kehebatan atau peluang besar yang diberikan oleh teknologi ternyata mampu menembus batas geografis dalam perekrutan tenaga kerja, bahkan selain itu ada beberapa hal juga yang dipengaruhi secara langsung oleh faktor teknologi, contohnya dalam (a) recruiting, sistem perekrutan tenaga kerja, (b) Employee Selection, seleksi karyawan, (c) Training and Development, sistem melakukan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, (d) Ethics and Employee Rights, penentuan kode etik karyawan, (e) Motivating Knowledge Workers, memotivasi tenaga kerja (f) Paying Employees Market Value, penentuan hak karyawan, (g) Communications, komunikasi, (h) Decentralized Work Sites, desentralisasi penempatan kerja, (i) Skill Levels, tingkat keahlian, (j) A Legal Concern, masalah-masalah hukum serta hubungan-hubungan bias sosial yang dihubungkan dengan teknologi tersebut.

3.        Workforce Diversity (keberagaman dalam tenaga kerja)
Seorang pengelola SDM dia harus memahami konsep keberagaman tenaga kerja. Bagaimanapun sebuah perusahaan cenderung beranggapan bahwa setiap tenaga kerja memiliki kemampuan dan adaptasi yang tumbuh secara otomatis setiap mereka ditempatkan pada budaya yang berbeda. Tapi kenyataannya justru karyawan membawa kebiasaan-kebiasaan dan gaya hidup yang cenderung buruk terhadap lingkungan kerja mereka. Oleh karena itu, digagaslah konsep Workforce Diversity (keberagaman dalam tenaga kerja). Salah satu penggagas dari konsep ini adalah Deborah Dagit yaitu chief diversity officer at pharmaceutical giant Merck & Co. Dia mengatakan bahwa kebijakan harus melihat adanya keberagaman dan kemampuan tenaga kerja. Lalu apakah hubungannya antara pengelolaan sumber daya manusia dengan keberagaman? Jika diperhatikan sekarang ini banyak perusahaan yang cenderung memperkerjakan kelompok minoritas kemudian mereka memfasilitasi mereka dengan pelatihan-pelatihan dan kegiatan lainnya yang mendukung kapasitas mereka dalam memenuhi pekerjaan mereka. Contohnya Coca-Cola, IBM, and FedEx, actually conduct cultural audits to ensure that diversity is pervasive in the organization. Maka konsep keberagaman tenaga kerja, menuntut pengelola SDM untuk lebih sensitif terhadap perbedaan tersebut serta harus mampu menyelaraskan perbedaan tersebut di dalam dunia kerja. Sehingga para pengelola SDM juga harus menemukan cara untuk mengarahkan para tenaga kerja mereka agar bisa menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan beban kerja.
What Is a Work/Life Balance? (Apa keseimbangan beban kerja atau kehidupan Individu). Work/life balance adalah keseimbangan pekerjaan dengan beban individu dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat sehingga tidak ada masalah tidak kaburnya peran ia sebagai individu maupun sebagai tenaga kerja. Hal ini perlu dibahas dikarenakan ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gen Xers dan Gen Yers menyatakan bahwa dinyatakan 50 % dari Ibu rumah tangga yang bekerja berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka baik dalam pekerjaan maupun tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga sekaligus tidak dapat melakukannnya secara optimal. Hal ini dikarenakan kebanyakaan ibu rumah tangga tersebut tidak mau mengorbankan pekerjaannya juga tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga.

4.        The Labor Supply (Penyediaan tenaga kerja)
Setiap perusahaan pasti akan mengalami fase kekurangan sumber daya manusia, walaupun sebetulnya banyak sekali masyarakat yang menganggur. Kekurangan sumber daya manusia ini bisa disebabkan oleh dua faktor yaitu: 
a.         Birthrates (angka kelahiran yang tinggi)
Semakin besarnya angka kelahiran tetapi semakin sedikit orang-orang yang memiliki kompetensi dan keterampilan yang diharapkan sehingga mengakibatkan kurang tenaga kerja yang dibutuhkan
b.         Labor participation rates (angka partisipasi buruh)
Menurut badan statistik buruh diprediksi pada tahun 2014 akan ada lebih dari 2,4 juta pekerjaan yang tak terpenuhi  oleh SDM yang dibutuhkan. Pekerjaan tersebut adalah bidang kesehatan, pemerintahan, konstruksi, teknisi mesin, keuangan dan bahkan teknologi informasi. Tapi ternyata menariknya, meskipun ada fenomena kekurangan tenaga kerja, sejumlah perusahaan masih bisa melakukan pemangkasan dalam merekrut tanaga kerja mereka dengan tujuan flesibilitas karyawan. 

Perusahaan melakukan program penggenjotan kualitas meskipun hanya beberapa tenaga kerja saja yang terkualifikasi. Pengurangan tersebut dilakukan dengan 4 cara, yaitu
a.         Downsizing, (perampingan)
Perampingan adalah sebuah aktivitas sebuah organisasi dalam rangka mengefisiensikan dengan cara mengeliminasi jenis pekerjaan tertentu
b.         Rightsizing
Ketepatan ukuran, yaitu mengukur seberapa banyak jumlah pekerja yang dibutuhkan jika disesuaikan dengan strategi produksi perusahaan.

c.         Outsourcing
Merekekrut sumber daya manusia melalui agen luar perusahaan.
d.        Contingent workforce (rombongan tenaga kerja)
Contingent workforce merupakan tenaga kerja musiman, dimana mereka diberikan pekerjaan yang tidak diberikan kepada tenaga kerja inti. Contingent workforce ini terbagi menjadi tiga jenis tenaga kerja yaitu: part-time employee (tenaga kerja paruh waktu) , temporary employee (tenaga kerja musiman), dan  contract workers (tenaga kerja kontrak).

5.        Continuous Improvement Programs (program peningkatan kualitas yang berkesinambungan)
Peningkatan kualitas berkesibambungan adalah upaya konstan yang dilakukan oleh perusahaan untuk terus memperbaiki kualitas produk dan kualitas pelayanan. Apabila dalam bahasa jepang, peningkatan tersebut dikenal dengan istilah “Keizen”. Keizen adalah kosakata jepang yang bermakna Continuous Improvement atau perbaikan berkesinambungan. Keizen dilakukan sekurang-kurangnya melibatkan  5 komponen,
a.         Intense focus on the customer (fokus pada pelanggan), adapun pelanggan yang dimaksud disini adalah bukan hanya pembeli akan tetapi personil, karyawan yang terlibat dalam transaksi jual beli atau pembayaran.
b.         Concern for continuous improvement (fokus pada prinsip-prinsip perbaikan), jadi mereka tidak menggunakan istilah puas dalam mencapai kualitas terbaik.
c.         Improvement in the quality of everything the organization does (peningkatan kualitas mencakup segala aspek bukan hanya produk perusahaan tapi juga pada kemampuan-kemampuan lainnya. Perbaikan terus-menerus menggunakan definisi yang luas mengenai kualitas. Itu tidak hanya berkaitan dengan produk akhir tetapi juga untuk bagaimana organisasi menangani pengiriman, seberapa cepat itu menanggapi keluhan, bagaimana menberikan jawaban ketika dalam ponsel dengan, dan sejenisnya.
d.        Accurate measurement, (perhitungan yang akurat).
Perbaikan terus-menerus menggunakan teknik statistik untuk mengukur setiap variabel kritis dalam operasi organisasi. Ini dibandingkan terhadap standar, atau benchmark, untuk mengidentifikasi masalah, melacak mereka ke akar mereka, dan menghilangkan penyebabnya.
e.         Empowerment of employees (pemberdayaan tenaga kerja).
Perbaikan terus-menerus melibatkan orang-orang di garis depan dalam proses perbaikan tersebut. Tim secara luas digunakan dalam program-program perbaikan terus-menerus sebagai penggerak pemberdayaan untuk mencari dan memecahkan masalah.

Dalam mewujudkan program peningkatan kualitas tersebut, tentu diperlukan kontribusi dari bidang pengelolaan SDM. Hal ini disebabkan karena kegiatan perbaikan-perbaikan yang dilakukan tentu akan merubah hubungan , pola dan operasional kerja. Sesekali akan timbul rasa takut pada karyawan dalam mengahadapi rintangan kerja yang baru. Oleh karena itu, diharapkan manager siap siaga dalam membantu karyawan melewati rasa takut dan cemas tersebut melalui kegiatan-kegiatan training yang mampu memotivasi mereka.

6.        Implikasi proses pelaksanaan kerja terhadap proses pengelolaan sumber daya manusia
Peningkatan kualitas berhubungan dengan teknik kerja. Teknik kerja baru diselesaikan, dijadikan tolak ukur untuk mengukur kualitas barang yang baru diselesaikan. Sedangkan proses kerja itupun harus dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan pokok perusahaan. Jadi, apabila terjadi perubahan-perubahan pokok kebijakan, berarti terjadi perubahan dalam pengelolaan sumber daya manusia.

7.        Identify who makes up the contingent workforce and its HRM implications
Mengidentifikasi siapa saja yang menjadi tenaga kerja kontrak dan bagaimana implikasinya terhadap pengelolaan sumber daya manusia. Pembetukan kelompok karyawan kontrak, ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan produksi mereka. Ada tiga kelompok karyawan kontrak yaitu:
a.    Part-Time Employees (pekerja paruh waktu) yaitu pekerja yang bekerja kurang dari 40 jam/minggu
b.    Temporary Employees (pekerja musiman) yaitu karyawan yang direkrut khusus hanya untuk bekerja pada waktu atau even tertentu.
c.    Contract Workers (karyawan kontrak), yaitu karyawan yang dikontrak untuk menyelesaikan kontrak tertentu, dengan catatan mereka harus memiliki keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan.

Implikasi dalam pengelolaan sumberdaya manusia dalam mengidentifikasi tenga kerja kontrak adalah bahwa seorang manager SDM harus dapat merekrut karyawan sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan. kemudian setelah mereka direkrut, seorang menager harus mampu meredam konflik-konflik yang mungkin terjadi antara karyawan kontrak dengan karyawan tetap.

8.        Employee Involvement (keterlibatan karyawan),
Keterlibatan karyawan dilakukan untuk mengontrol kinerja karyawan melalui salah satu karyawan lainnya. Keterlibatan setiap karyawan di dalam pekerjaan bertujuan dalam peningkatan kualitas dan pengelolaan sumber daya. Jadi seorang manager mendelegasikan kepada seorang karyawan pada level jabatan tertentu, akan tetapi  pendelegasian tersebut tifak melalui penunjukkan atau tidak diberikan wewenang khusus. Karyawan yang mendapat delegasi adalah karyawan yang memang benar-benar memiliki pengaruh terhadap karyawan lainnya di lingkungan kerja nya. Pada intinya seorang yang mendaapat delegasi adalah benar-benar yang paham terhadap tujuan dari pekerjaan juga terlatih (memahami apa yang harus dilakukan). Jika sudah dilibatkan dengan prosedur yang tepat, maka diharapkan delagor ini mampu meningkatkan produktivitas dan loyalitas  karyawan lainnya.
Jadi konsep dari keterlibatan karyawan adalah delegasi, manajemen partisipatif, kerja tim, menetapkan tujuan, dan pelatihan tenaga kerja.

9.        A Look at Ethics (penilaian kode etik)
Etik atau etika dimaknai dengan kata aturan. Etik adalah aturan yang menentukan benar atau salah. Disebuah perusahaan, pelanggaran kode etik dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Rangkaian kode etik harus disusun sedetail mungkin untuk menghindari keambiguan. Jika kode etik tersebut dijalankan, maka terbentuklah peraturan yang terpadu yang bisa dilaksanakan secara efektif.

B.       Chapter 2 Fundamentals of Strategic Human Resource Management (dasar-dasar dalam menyusun pengelolaan sumber daya manusia yang strategis)
1.        Strategi Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Strategi Pengelolaan Sumber Daya Manusia adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh divisi Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang berhubungan dengan pengelolaan jumlah karyawan, pengembangan keahlian, pemberian motivasi dan pemeliharaan keterampilan karyawan. Dari keseluruhan aspek tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.
2.        Pengelolaan Sumber daya manusia sangat penting
Pengelolaan Sumber daya manusia sangat penting dikarenakan dalam divisi ini yang bertanggung jawab mengurus ketenagakerjaan. Jadi di divisi ini mengurus mulai dari perekrutan karyawan, melakukan pelatihan dan harus membantu karyawan dalam menghadapi level kerja yang lebih tinggi. Oleh karena itu, para pengelola sumber daya manusia diharapkan mampu mengatur mekanisme kerja karyawan agar tetap mampu tampil secara produktif.
Pengelolaan sumber daya manusia memiliki sifat yang ganda, yaitu: pertama mendukung strategi organisasi dan kedua  mewakili dan mendukung karyawan. Dalam buku ini dijelaskan bahwa fungsi pengelolaan sumber daya manusia ada empat, yaitu: staffing (mempekerjakan), training and development (pelatihan dan pengembangan), motivation (pemberian motivasi); dan manitenance (pemelihaaran karyawan). Berikut adalah gambar yang disajikan oleh De Cenzo dan Robbins dalam bukunya:
Gambar 2.1
Fungsi Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya
a.    Staffing ( mempekerjakan). Kegiatan staffing yaitu perekrutan dan pemilihan. Perekrutan merupakan kegiatan memberikan informasi tentang posisi perkerjaan yang dibutuhkan. Setelah adanya kegiatan perekrutan selanjutnya seorang pengelola sumber daya manusia harus dapat memilih tenaga kerja yang sesuai dengan kompetensi dan posisi yang diharapkan;
b.    Training and development (pelatihan dan pengembangan). Kegiatan dalam pelatihan dan pengembangan bertujuan agar perusahaan memiliki tenaga kerja yang kompeten, mampu beradaptasi terhadap perubahan dan tuntutan zaman. Adapun kegiatan pelatihan da pengembangan tenaga kerja yaitu:
1)   Orientasi: mengajarkan aturan, peraturan, tujuan, dan budaya perusahaan
2)   Pelatihan karyawan: setiap karyawan memperoleh keterampilan yang lebih baik untuk pekerjaan
3)   Pengembangan karyawan: mempersiapkan karyawan untuk masa depan posisi di perusahaan
4)   Pengembangan organisasi: membantu karyawan beradaptasi arah strategis perubahan perusahaan
5)   Pengembangan karir: menyediakan informasi yang diperlukan dan penilaian dalam membantu mewujudkan sasaran karir karyawan
c.    Motivation (pemberian motivasi). Tujuan dari pemberian motivasi adalah agar para karyawan terpicu semangatnya dalam meningkatkan kompetensi kemampuan kerja dan mengikuti perubahan atau perkembangan zaman, yang secara langsung dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kegiatan motivasi yang diberikan dapat berupa pemberian teori atau deskripsi pekerjaan maupun ide dan gagasan; penilaian kinerja; pemberian hadiah atau kompensasi; serta pemberian lainnya yang menguntungkan karyawan.
d.   Maintenance (pemeliharaan). Sama halnya dengan motivasi inti dari pemeliharaan tenaga kerja ini adalah agar para tenaga kerja senantiasa terpicu semangatnya dalam peningkatan kinerjanya. Kegiatan pemelihaan tenaga kerja ini misalnya dengan pemberian jaminan keselamatan dan kesehatan, serta terjalinnya komunikasi dan hubungan antar karyawan yang baik.

3.        Faktor eksternal yang mempengaruhi Pengelolaan Sumber Daya manusia
Faktor ekternal sangat mempengaruhi divisi pengelolaan sumber daya manusia. Adapun faktor eksternal tersebut yaitu: dinamika lingkungan, peraturan pemerintah, eksistensi dari persatuan buruh dan pola pikir atau sudut pandang dari para pengelola itu sendiri.
a.    Dinamic environmental (dinamika lingkungan). Satu-satunya yang tetap dalam kehidupan adalah perubahan. Oleh karena itu tidak ada satupun aspek kehidupan manusia yang tidak mengalami perubahan, begitupun halnya dengan pengelolaan sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia senantiasa harus dapat mengikuti tuntutan dan perkembangan zaman. Dalam pelaksanaannya pengelolaan sumber daya manusia dipengaruhi oleh dinamika lingkungan yang meliputi: globalisasi, perubahan teknologi, keberagaman tenaga kerja, tuntutan perubahan keterampilan, kebutuhan akan pengembangan yang berkelanjutan, sistem desentralisasi perusahaan, bekerja dengan tim, keterlibatan karyawan, serta kode etik.
b.    Law and regulation (hukum dan peraturan). Undang-undang atau hukum yang berlaku disuatu negara memberikan dampak yang cukup besar dalam pengelolaan sumber daya manusia. Oleh karena itu seorang pengelola sumber daya manusia harus memahami dan mampu menyesuaikan dengan hukum yang berlaku di daerah tersebut. Hukum melindungi hak-hak karyawan untuk perwakilan persatuan, upah yang adil, cuti medis Keluarga, dan kebebasan dari diskriminasi berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan kinerja kerja.
c.    Labor unions (persatuan buruh). Persatuan buruh memberikan pengaruh dalam hal Membantu pekerja dalam berurusan dengan manajemen perusahaan; melakukan negosiasi upah, jam, dan istilah lain kerja; serta mempromosikan dan mendorong prosedur penyampaian keluhan antara pekerja dan manajemen.
d.   Management thougth (pola pikir/sudut pandang pengelola)
4.        Sebuah proses dapat berimplikasi terhadap manajemen sumber daya manusia
Pengaruh dari pelaksanaan yang didesain oleh pengelola sumber daya manusia tentu berimplikasi terhadap beberapa hal. Yang paling penting adalah bahwa jika kebijakan telah dijalankan berarti divisi manajemen harus mendukung pelaksanaannya. Masalahnya adalah dalam proses setiap kebijakan yang ditentukan kadang ada yang  berjalan dengan lancar dan ada yang mengalami hambatan. Oleh karena itulah yang menjadi hambatan ini harus mendapat improvisasi dari divisi. Divisi tersebut harus mampu menentukan langkah yang sesuai  dengan kewenangan dan berkontribusi terhadap penyelesaian hambatan tersebut.
5.        Struktur bagian departemen sumber daya manusia
Dalam pengelolaan sumber daya manusia terdapat empat bidang layanan pekerjaan, yaitu; bidang ketenaga-kerjaan, bidang keuangan hubungan tenaga kerja, serta bidang pelatihan dan pengembangan. Setiap bidang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing dalam pelaksanaannya adapun fungsinya yaitu:
a.         Employment (ketenagakerjaan), yaitu Mempromosikan kegiatan kepegawaian, merekrut karyawan baru, tetapi tidak membuat keputusan perekrutan.
b.         Compensation/benefits (bidang keuangan), membayar karyawan dan memberikan keuntungan lainnya.
c.         Employee relations (hubungan tenaga tenaga kerja). Memastikan komunikasi yang terbuka dalam perusahaan dengan menumbuhkan komitmen, komunikasi akurat , umpan balik, dan sumber-sumber informasi yang efektif
d.         Training and development (pelatihan dan pengembangan). membantu pekerja beradaptasi terhadap perubahan dalam lingkungan eksternal dan internal perusahaan.

6.        Merumuskan kontribusi yang diberikan pengelola Sumber daya manusia melalui pelaksanaan kerja, pelatihan, motivasi, hubungan antar karyawan, karena semua kegitan tersebut harus mendukung terhadap efektivitas pengelolaan sumber daya manusia.

7.        Membedakan strategi pengelolaan sumber daya manusia pada firma berskala kecil dan skala internasional itu tidak sama.
Untuk perusahaan kecil, perusahaan tersebut biasanya memiliki seorang staf, dan staf tersebut juga merangkap sebagai pimpinan divisi. Tapi untuk perusahaan besar, biasanya mereka menempatkan spesialis, memiliki karyawan sendiri untuk jabatan dan pekerjaan tertentu. Akan lebih kompleks lagi untuk perusahaan yang berskala internasional, kegiatan pengelolaan sumber daya manusia menjadi lebih kompleks. Biasanya mereka tidak langsung merekrut dan menempatkan tenaga kerja. Perusahaan biasanya melakukan kegiatan tambahan yang berasosiasi dengan kegiatan staffing dan terasosiasi terhadap kegiatan training serta berasosiasi terhadap kegiatan pengembangan kemampuan karywan dan fungsi perusahaan.

 DeCenzo, David A, Robbins, Stephen P. 2010. Fundamentals of Human Resource Management—10th ed. United States of America : John Wiley & Sons, Inc.





Comments

Popular posts from this blog

Evaluasi Pembelajaran di SD PDGK4301

keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan ips dalam pembelajaran terpadu

Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Filsafat Ilmu