Hakikat Organisasi
HAKIKAT ORGANISASI
1. Pengertian
Organisasi
Stephen P.Robbins (2015:
2) mendefinisikan organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, terdiri atas dua atau lebih orang-orang
yang berdungsi dalam suatu basis yang kontinu untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau serangkaian tujuan. Dalam
kehidupan modern saat ini betapa pentingnya organisasi bagi manusia, sehingga
organisasi mendominasi kehidupan manusia. Manusia lahir, hidup dan bekerja
tidak dapat terhindar dari organisasi. Seperti halnya manusia pada saatnya akan
mengalami kematian, demikian pula dalam alam modern manusia pun tidak bisa
menghindar dari keterkaitannya dengan organisasi. Setiap dan semua organisasi merupakan kumpulan
sejumlah manusia (dua orang atau lebih) sebagai anggota organisasi, termasuk di
dalamnya para pemimpin (manajer), setiap hari saling berinteraksi satu dengan
yang lain, baik dalam melaksanakan pekerjaan maupun kegiatan lain diluar
pekerjaan.
Menurut Mooney
(1947) dalam Husaini Usman (2014:171) organisasi sebagai kelompok dua orang
atau lebih yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Barnard dalam Husaini Usman
(2014:171) organisasi adalah suatu sistem tentang
aktivitas-aktivitas kerja sama dua orang atau lebih, sesuatu yang tak berwujud
dan bersifat pribadi.
Jadi organisasi adalah aktivitas
dalam membagi-bagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi
wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab, ini tak jauh berbeda
dalam organisasi yang dijalankan di sekolah. Sekolah sebagai organisasi sosial
memandang organisasi dalam konteks sistem sosial yang memiliki tujuan tertentu
dan merupakan tujuan bersama. Organisasi sosial mempunyai ciri mempunyai
ketergantungan satu sama lain, kejelasan anggota, perbedaan dengan
lingkungannya, hubungan sosial yang kompleks, dan budaya organisasi yang khas
(Hermawan Darman, 2010 : 79).
2. Aspek-aspek Organisasi
Aspek-aspek organisasi adalah
komponen-komponen yang harus ada dalam suatu organisasi.keberadaan komponen ini
sebagai pilar dari suatu organisasi.artinya jika salah satu komponen tidak
berfungsi,maka organisasi tidak akan berjalan. Dalam pandangan sistem
organisasi mengalami enthropi, yaitu kondisi dimana organisasi dikategorikan
hancur (dalam tanaman digambarkan sebagai kondisi kayu).
O’Connor .T dalam http://baydlowy-ilmu.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kepemipinan-dan-organisasi.html mengungkapkan bahwa organisasi setidaknya harus
memiliki empat komponen utama yaitu: mission
(misi), goals (tujuan), objectives (sasaran-sasaran), dan behavior (perilaku).
Mission adalah alasan utama keberadaan organisasi. Goals adalah tujuan-tujuan umum atau
tujuan divisi-divisi fungsional organisasi yang dihubungkan dengan stake holder
organisasi. Objektives adalah
hasil/sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Seperti
peningkatan nilai Ujian Nasional (UN) sebesar 0,5 dalam waktu satu tahun
kedepan. Sasaran ini biasanya mencantumkan batasan waktu dan siapa yang
bertanggungjawab atas sasaran tersebut. Behavior
mengacu kepada produktifitas dari tugas-tugas rutin pegawai. Pertanggungjawaban
perilaku dalam pencapaian tujuan merupakan fungsi personalia. Dalam kebanyakan
desain organisasi formal, komunikasi berada diantara perilaku dan tujuan.
3. Prinsip-prinsip yang ada dalam Organisasi
Menurut Roco Carzo dalam Nasrul Syakur Chaniago (2011:22-24), sebuah organsasi harus memiliki
asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi yaitu: (a) Organisasi harus memiliki tujuan
yang jelas; (b)
Skala Hirarki; (c) Kesatuan
perintah/komando; (d) Pelimpahan
wewenang; (e) Pertanggung
Jawaban; (f) Pembagian
pekerjaan; (g) Rentang
pengendalian; (h) Fungsional; (i) Pemisahan; (j) Keseimbangan; (k) Flexibelitas; dan (l) Kepemimpinan. Berikut penjelasan mengenai asas-asas atau prinsip yang dikemukakan oleh
Roro Carzo:
a. Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas
Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang
jelas yang benar-benar urgen bagi setiap organisasi agar terarah apa yang
dicita-cita orang-orang yang berada diorganisasi tersebut.
b. Skala Hirarki
Skala Hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan
kekuasaan disetiap bagian yang ada. Kekuasaan yang terukur, jika jelas berapa
banyak bawahan dan jenis pekerjaan apa saja yang menjadi titik tumpu sebuah
organisasi. Artinya tidak sama antara kepala sekola dengan pembantu kepala
sekolah dalam ukuran hirarki kekuasaan. Yang hanya bisa memerintah bawahan
adalah atasan. Itu yang menjadi tolak ukur di manapun organisasi itu berdiri.
c. Kesatuan perintah/komando
Untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah itu
terletak di pucuk pimpinan tertinggi. Jika disekolah, maka kepala sekolahlah
yang bisa memerintah seluruh komponen sekolah, tetapi untuk desentralisasi,
pembantu kepala sekolah atau guru yang mempunyai peran mengkomandokan bagian
kekuasaan.
d. Pelimpahan wewenang
Dalam hal ini, ada dua pelimpahan wewenang, yakni: (a) Secara permanen yang ditandai dengan
Surat Keputusan Tetap (SK); dan (b) Secara sementara yang sifatna dadakan. Contoh kepala
sekolah berhalangan menghadiri undangan rapat di Depdiknas tentang UIN, amak
yang berhak menggantikan adalah PKS I yang sifatnya sementara.
e. Pertanggung Jawaban
Dalam melakukan tugas, semua bawahan bertanggung jawab
untuk melaksanakan tugas dan hasil kerjanya. Juga bertanggung jawab atas
kemajuan organisasi kepada bawahannya. Jadi semua pihak bertanggung jawab pada
setiap apa yang dia kerjakan.
f. Pembagian pekerjaan
Pembagian Pekerjaan sangat diperlukan untuk menutupi
ketidakmampuan setiap orang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam
organisasi. Perlu adanya spesialisasi pekerjaan yang disuaikan dengan keahlian
masing-masing. Kegiatan-kegiatan itu perlu dikelompokkan dan ditentukan agar
lebih efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
g. Rentang pengendalian
Jenjang atau rentang pengendalian berkaitan dengan
jumlah bawahan yang harus dikendalikan seorang atasan. Oleh sebab itu
tingkat-tingkat kewenangan yang ada harus dibatasi seminimal mungkin sehingga
tidak semua merasa menjadi atasan.
h.
Fungsional
Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus
jelas tugas dan wewenang nya, kegiatannya, hubungan kerjanya, serta tanggung
jawabnya dalam pencapaian tujuan organisasi.
i.
Pemisahan
Prinsip pemisahan ini berkaitan dengan beban tugas
individu yang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
Kecuali ada hal-hal tertentu diluar kuasa manusia, misal sakit.
j.
Keseimbangan
Prinsip ini berhubungan dengan keseimbangan antara
struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Keseimbangan antara
beban tugas, imbalan, waktu bekerja dan hasil pekerjaan.
k.
Flexibelitas
Suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi
tergantung pada dinamika kelompok. Keseimbangan penugasan dengan imbalan perlu
diperhatikan dengan baik dalam memenuhi tujuan organisasi.
l.
Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi.
Semua aktivitas dijalankan oleh pemimpin. Pemimpin juga bertanggung jawab atas
kemajuan dan kemunduran organisasi. Seluruh fungsi-fungsi manajemen akan
dikendalikan sepenuhnya oleh pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan dianggap
sebagai inti dari organisasi ataupun manajemen.
4. Jenis
Organisasi
Perkembangan kajian organisasi
diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu organisasi yang
didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlangsung dan
berbagai studi keorganisasian terus dilakukan.
a.
Organisasi
Formal
Organisasi formal adalah
organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur
organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal.
Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan
kewajiban dan tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun hubungan
tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan.sekolah dasar merupakan contoh
sebuah organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal
memperlihatkan unsur administratif berikut:
1)
Kedudukan.
Struktur menggambarkan letak/posisi setiap orang dalam organisasi tanpa
terkecuali.
2)
Hirarki
Kekuasaan, struktur digambarkan suatu rangkaian hubungan antara satu orang
dengan orang lainnya dalam suatu organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan
suatu hirarki kekuasaan yang inheren dalam setiap kedudukan.
3)
Kedudukan
garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur pengambilan keputusan,
jalan permohonan dan saluran komunikasi rsemi untuk melaporkan informasi dan
mengeluarkan instruksi, perintah dan petunjuk pelaksanaan. Kedudukan garis
adalah kedudukan yang diserahi kekuasaan administratif umum dalam arus langsung
dari tempat paling atas ke tempat yang paling bawah. Kedudukan staf mewakili
keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis
tertentu dengan pasti.
b.
Organisasi
Informal
Keberadaan organisasi informal
ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk
menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal. Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan
menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam
organisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi
sosial. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila
seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri
dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam suatu
organisasi informal tersebut. Karena itu, organisasi informal sering muncul
dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar, karena syarat
keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak hanya
keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan
antar individu, apakah kesamaan asal daerah, agama, nilai yang dianut, hobi dan
lain sebagainya.
Kepemimpinan informal dalam
organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi
orang-orang dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin
organisasi formal. Kepemimpinan dalam organisasi informal sangat kuat
mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah kepemimpinan yang sesungguhnya,
dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan
yang secara alamiah mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.
5. Bentuk
Organisasi
Terdapat enam
pola-pola/bentuk-bentuk organisasi, yaitu: Struktur Organisasi Garis, Struktur
Organisasi Garis dan Staff, Organisasi Fungsional, Organisasi Devisional,
Struktur Organisasi Komite/panitia, dan Struktur Organisasi matriks (Husaini
Usman, 2014:202). Berikut adalah penjelasan mengenai bentuk-bentuk organisasi
tersebut:
a.
Struktur
Organisasi Garis (Line Authority
Structure)
Dalam bentuk ini garis komando
terbentang lurus dari atas (pucuk pimpinan) sampai kepada pelaksana di bawah,
dan garis pertanggung jawaban baik secara ketat menurut hirarkis dari bawah,
melalui unsure-unsur di tengah samapai ke atas. Dalam pola organisasi ini
terdapat garis wewenang yang berhubungan
langsung dengan vertical antara bawahan dan atasan. Husaini Usman (2014:202) memberikan contoh organisasi
berpola Line ini pada skema berikut
ini :
Gambar 2.
Contoh Struktur Organisasi Garis
Gambar di atas dimisalkan adalah organisasi pendidikan
di Tingkat SD, dapat dideskripsikan
bahwa seorang Kepala Sekolah sebagai pimpinan di Sekolah mempunyai wewenang
penuh pada sekolahnya, tetapi ia juga harus bertanggung jawab segala
penyelenggara pendidikannya misalnya pelaksanaan pembelajaran, guru, wali kelas
yang ada sekolahnya sekaligus mempertanggungjawabkan segala kegiatan kepada Kepala
UPTD dan Kepala Dinas. Demikian seterusnya setiap pimpinan mempertanggung
jawabkan semua kegiatannya kepada pimpinannya (atasannya).
b.
Struktur
Organisasi Garis dan Staf (staf Organization)
Yaitu menempatkan menempatkan
pucuk pimpinan sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi, namun tidak semua
hak/tanggung jawab tersebut dilimpahkan sepenuhnya pada bagian/unit kerja yang
ada. Dimana dalam hal ini struktur organisasi terbagi menajdi dua kelompok,
yaitu kelompok pertama menjalankan tugas-tugas pokok organisasi untuk mencapai
tujuan, yang ditempatkan dalam kotak garis, sedangkan kelompok kedua melakukan
tugas-tugas berdasarkan keahliannya yang disebut dengan staff. Berikut gambar Struktur Organisasi Garis dan Staf:
c.
Organisasi
Fungsional
Yaitu organisasi yang pembagian
tugas atas para pejabat disesuaikan dengan bidang keahliannya. Organisasi ini
tidak terlalu menekankan pada hierarki struktural, namun lebih menekankan pada
sifat dan macam fungsi yang akan dilaksanakan. Bawahan dapat menerima perintah
dari beberapa pejabat da mempertanggungjawabkannya pada pejabat masing-masing.
Berikut digambarkan struktur organisasi fungsional:
d.
Organisasi-organisasi
Devisional
Merupakan struktur yang biasanya digunakan dalam organisasi yang cukup
besar, yang ditandai dengan banyaknya jenis jasa dan produksi yang dihasilkan,
sehingga dalam organisasinya perlu dibuat pembagian-pembagian (divisi) yang
lebih spesifik.
e.
Struktur
Organisasi Komite/panitia
Adalah sekumpulan orang yang membentuk satu kelompok yang disebut komite
atau panitia.
f.
Struktur
Organisasi Matriks
Merupakan penyempurnaan dari organisasi fungsional. Orang-orang yang
ditugaskan dalam setiap sel tidak hanya termasuk dalam organisasi fungsional,
tetapi juga dalam organisasi produk. Berikut adalah contoh gambar struktur
organisasi matriks:
Comments
Post a Comment