Tipe-tipe Kepemimpinan

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN


Seorang  pemimpin  dapat melakukan  berbagai  cara  dalam  kegiatan menggerakkan  atau  memberi  motivasi  orang  lain  agar  selalu  bertindak terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Cara itu mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin  terhadap orang yang dipimpinnya, yang memberikan gambaran pula tentang bentuk (tipe) kepemimpinan yang dijalankannya.
Hoy dan Miskel (2013:448) membagi tipe kepemimpinan menjadi tiga tipe, yaitu: Laissez-Faire Leadership, Transactional Leadership dan Transformational Leadership. Tipe-tipe  kepemimpinan  tersebut  termasuk  pembagian  sebelum  era desentralisasi.  Era  desentralisasi  adalah  era  perubahan  yang  memberikan peluang  besar  kepada  para  pemimpin  untuk  mengembangkan  nilai-nilai kepemimpinan. Pada  era  ini berbagai  tantangan  dan  ancaman  yang datang silih  berganti  memerlukan  keteguhan  sikap  dan  kecerdasan  menangkap peluang dan merancang masa depan. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang  sesuai  kondisi,  yaitu  memiliki  komitmen  kualitas  dan  selalu memperbaruinya sesuai dengan tuntutan stakeholders.
Terdapat  tiga  tipe  kepemimpinan  yang  dipandang  representatif dengan  tuntutan  era  desentralisasi,  yaitu  kepemimpinan  transaksional, kepemimpinan  transformasional,  dan  kepemimpinan  visioner  (Triatna  dan Komariah, 2005:75-95).
a.    Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan  transaksional  adalah  kepemimpinan  yang menekankan  pada  tugas  yang  diemban  bawahan.  Pemimpin  adalah seseorang  yang men-design pekerjaan beserta mekanismenya, dan  staf adalah  seseorang yang melaksanakan  tugas  sesuai dengan kemampuan dan keahlian.  Pola  hubungan  yang  dikembangkan  kepemimpinan  transaksional adalah  berdasarkan  sistem  timbal  balik  (transaksi)  yang  sangat menguntungkan  (mutual  system  of  reinforcement),  yaitu  pemimpin memahami  kebutuhan  dasar  para  pengikutnya  dan  pemimpin menemukan penyelesaian atas cara kerja dari para pengikutnya tersebut. Dalam  melaksanakan  peran  kepemimpinannya,  para  pemimpin transaksional percaya bahwa orang  cenderung  lebih  senang diarahkan, menjadi  pekerja  yang  ditentukan  prosedurnya  dan  pemecahan masalahnya. 
Kepemimpinan  transaksional  juga  dipandang  sebagai  contingent reinforcement  atau  dorongan  kontingen  dalam  bentuk  reward  and punishment  yang  telah  disepakati  bersama  dalam  kontrak  kerja. Manakala  para  staf  menunjukkan  keberhasilan,  mereka  mendapat imbalan. Namun,  apabila  staf menunjukkan  kegagalan  akan  diberikan hukuman.  Pemimpin  bercirikan  transaksi,  enggan membagi  pengetahuannya kepada  staf  karena menganggap  pengetahuan  tersebut  dapat  dijadikan alat koreksi atau pengkritik moral yang kuat bagi perbaikan iklim kerja yang  terlalu  berorientasi  tugas  dan  sedikit  mengabaikan  aspek-aspek kepribadian manusia. 
b.    Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan  transformasional  adalah  kepimpinanan  yang mampu membangun  perubahan  dalam  tubuh  organisasi  sesuai  dengan nilai-nilai  yang  ditetapkan  dengan memberdayakan  seluruh  komunitas melalui komunikasi yang terarah, agar para pengikut dapat bekerja lebih energik dan terfokus.
c.    Kepemimpinan visioner

Kemampuan  visioner  adalah  kemampuan  pemimpin  dalam mencipta, merumuskan, mensosialisasikan,  dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau hasil interaksi sosial  di  antara  anggota  organisasi  dan  stakeholders  yang  diyakini sebagai  cita-cita  organisasi  di  masa  depan  yang  harus  diraih  atau diwujudkan melalui komitmen semua personel. Kepemimpinan  visioner  ditandai  oleh  kemampuan  membuat perencanaan yang  jelas  sehingga dari  rumusan visinya akan  tergambar sasaran  apa  yang  hendak  dicapai  dari  pengembangan  lembaga  yang dipimpin.

Comments

Popular posts from this blog

Evaluasi Pembelajaran di SD PDGK4301

keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan ips dalam pembelajaran terpadu

RPP Pembelajaran Kelas Rangkap